Jumat, 20 Mei 2016
Tentang Manusia (1)
Aku ingin tahu tentang manusia, tentangmu yang tak ingin tahu menahu dunia sekitarmu, tentangmu yang (mungkin) peduli dengan dunia dibalik imajimu.
Perjalananku di dunia yang baru ini diawali dengan sebuah tanda tanya besar tentang manusia. Manusia, apakah itu? Bagaimana rupanya? Apakah menakutkan? Ataukah bersahabat? Apakah aku akan senang berada di dekatnya?
Manusia pertama yang kutemui adalah makhluk yang penuh kharisma. Duduk di bangku sederhana dengan tangan terkatup diatas meja, menunjukkan betapa bijaknya tindak-tanduk dan perilakunya. Dia adalah seorang pemimpin untuk kaumnya yang juga luar biasa. Banyak pengikut, dan tidak sedikit juga yang meminta petuah darinya. Aku saat itu berpikir, "ah, ada banyak pelajaran yang bisa kudapatkan darinya, ada banyak inspirasi dan cerita, dan juga akan ada banyak proses pertukaran pikiran didalamnya." Namun, aku salah. Manusia lain justru menceritakan kepadaku, betapa bencinya dia dengan hal baru. Betapa murkanya dia melihat ide-ide yang bertentangan dengan ide-ide yang telah ia bangun. Aku pun mundur teratur, menarik diri dari segala kemurkaannya. Aku pun teringat kata-kata seorang manusia yang mengatakan,"Guru yang tak tahan kritik boleh masuk keranjang sampah. Guru bukan Dewa dan selalu benar, dan murid bukan kerbau." Aku pun kembali bertanya-tanya, apakah benar pepatah bahwa Sang Guru adalah Sang Pembelajar? Selesai, aku pergi dan berusaha mencari manusia berikutnya.
Manusia kedua yang kutemui adalah entitas yang penuh humor. Ia sedang duduk bersila di sebuah ruangan sempit dan pengap bersama dengan kawanannya dan bercengkrama. Aku pun mencoba untuk ikut bergabung dalam bincang-bincang santai sore itu. Namun sayang, aku belum selesai dengan pengamatanku dan waktu pulang telah memanggil. Ya, aku akan melanjutkannya setelah seharmal yang akan kuhadapi nanti sampai pada titik akhir.
Ya, aku seorang pembelajar yang haus akan ilmu, yang percaya bahwa kelas hanyalah penjara yang mengungkungku untuk belajar banyak tentang manusia dan tentang kehidupannya. Aku percaya, bahwa manusia adalah entitas yang paling sempurna dan juga paling tidak sempurna. Dinamika ini kadang membuatku bertanya, "Tidakkah ada mata pelajaran tentang manusia?" Dan pemahaman akannya menjadi pemahaman yang paling sempurna sebagai ilmu yang paling tinggi dan paling mendasar.
Langganan:
Postingan (Atom)