Kamis, 18 April 2013

Antara Cinta dan Harapan

Pernah gak sih, kalian merasa ada sesuatu yang baru yang muncul secara cepat dan tiba-tiba di dalam hati kalian tanpa kalian inginkan dan kalian ga tau apa yang harus kalian perbuat untuk menghadapi ini. Ketika hal itu datang, kalian akan merasakan kenikmatan yang begitu mendalam, tetapi ketika hal itu pergi, kalian akan merasakan sakit yang melebihi sakit fisik sekalipun.

Dalam dunia ini, ada begitu banyak hal, entah positif maupun negatif. Energi positif itu seperti cinta dan harapan. Dan energi negatif yang akan melawan kedua hal itu adalah kebencian dan pengkhianatan. Bagaimana seandainya cinta dan harapan muncul di dalam hati kalian secara tiba-tiba di saat yang memang benar-benar tidak kalian inginkan. Di saat kalian harus fokus ke hal-hal yang penting dan di saat deadline kalian begitu mengejar-ngejar, serta begitu banyak hal yang menyita waktu kalian, namun cinta sekejap muncul di dalam hati kalian.

Cinta adalah suatu hal yang tidak bisa terdefinisikan. 

Cinta bisa muncul dimana pun, kapan pun, dan dalam situasi apapun. Cinta bisa muncul di tempat-tempat yang tak terduga. Bahkan berawal dari rasa sebal dan kesal, cinta pun bisa muncul. Sungguh aneh memang kalau kita bicara soal cinta. Dan ketika cinta itu disempurnakan oleh harapan, semuanya seperti surga dalam dunia.

Cinta yang hakiki adalah cinta yang tidak mengenal batas (usia, status, ras, suku, agama).

Dan ketika cinta itu muncul di dalam hati kalian, kalian tak akan bisa melawannya..........


Rabu, 03 April 2013

Kalau Anda Pencinta Sepak Bola, Anda Wajib Baca dan Teruskan Tulisan Ini

Saya hanya me repost tulisan yang dibuat oleh Bambang Pamungkas, salah satu legenda hidup sepakbola Indonesia yang pada bulan ini memutuskan untuk "gantung sepatu". Mungkin diantara kita banyak yang bertanya-tanya mengapa seorang Bepe yang memiliki ketajaman yang luar biasa di lini depan timnas Garuda, harus pensiun di tengah pergulatan persepak bolaan Indonesia.

Dan Inilah Jawabannya.......


“Pada dasarnya setiap manusia itu sama, yang membedakan mereka adalah cara berpikir, bersikap, bertindak serta bereaksi setiap individu terhadap segala permasalahan yang menghampiri mereka.”

22 Maret 2013

Malam sudah cukup larut, waktu menunjukkan pukul 23:35 malam. Dari jendela tampak di luar tengah turun hujan. Hanya gerimis memang, tapi cukup untuk membuat udara malam ini menjadi semakin dingin. Sebuah sosok berperawakan sedang bertelanjang dada, tengah duduk terpaku di pojok sebuah ruangan. Dalam suasana remang-remang di sebuah apartemen di jalan Rue de Caumartin, Paris.

Tatapan matanya kosong, raut wajahnya tampak beku, pikirannya jauh melambung membelah dingin dan basahnya langit malam ini. Dengan rambut acak-acakan serta kumis dan jenggot yang tampak mulai memanjang tak beraturan, membuat wajah orang ini tampak lusuh dan sedikit lebih tua dari umurnya.

Lelaki tersebut, tidak lain dan tidak bukan adalah Bambang Pamungkas. Iya, lelaki itu adalah saya sendiri. Sudah lama saya membuat keputusan ini, dan sudah lama pula sebenarnya saya ingin menulis artikel ini. Akan tetapi entah mengapa, hati saya masih merasa begitu berat untuk sekedar menyampaikannya kepada khalayak ramai.

Hingga tiga hari yang lalu, di mana saya menerima sebuah kabar menyedihkan dari jarak 11.574 kilometer dari sini. Sebuah “peristiwa” yang sejujurnya tidak ada hubungannya sama sekali dengan diri saya. Namun, kejadian tersebut membuat saya meyakini, bahwa sekarang adalah saat yang tepat untuk menyampaikan kepada masyarakat, mengenai masa depan saya.

Awalnya saya pikir semuanya akan berjalan dengan mudah. Tinggal merangkai kata, upload ke blog pribadi dan kemudian menyebarluaskan melalui akun twitter saya. Selesai perkara. Tetapi pada kenyataannya tidak semudah yang terpikir di benak saya. Butuh waktu lama untuk pada akhirnya saya berani untuk menulisnya. Padahal keputusan ini sudah saya ambil sejak empat bulan yang lalu. Iya, sejak empat bulan yang lalu.

Bagi mereka yang memperhatikan penampilan saya di perhelatan Piala AFF 2012, maka sejatinya ada hal yang tidak biasa tersaji di sana. Ketika itu pada detik-detik terakhir, saya memutuskan untuk menggunakan nama “PAMUNGKAS”, dari pada “BAMBANG” seperti yang biasa saya kenakan di jersey tim nasional saya.

Tentu hal tersebut bukan tanpa alasan. Dalam bahasa Indonesia, kata pamungkas memiliki arti “menjadi yang terakhir”. Maka begitu pula dengan perjalanan karier saya bersama tim nasional. Saat itu saya memutuskan bahwa pagelaran Piala AFF 2012 akan menjadi penampilan resmi terakhir saya, bersama tim nasional Indonesia.

Bergabungnya saya ke tim nasional Indonesia ketika itu, bukanlah menjadi sebuah pilihan yang mudah. Pilihan yang saya ambil tersebut, bertentangan dengan kebijakan klub yang saya bela Persija Jakarta. Dan juga institusi di mana klub saya berafiliasi, dalam hal ini Liga Super Indonesia dan KPSI.

Pilihan tersebut jelas bukan tanpa risiko, baik bagi saya secara pribadi maupun masa depan karier sepakbola saya. Banyak orang yang menganggap saya ingkar janji, tidak sedikit yang menganggap saya sebagai seorang pengkhianat. Akan tetapi saya adalah saya, pribadi yang selalu berusaha untuk berkata benar jika memang benar, dan mengatakan salah jika memang demikian adanya, dengan apa pun risikonya.

Sesaat setelah latihan perdana bersama skuad tim nasional Indonesia, jelang AFF Cup 2012. Di sebuah pancuran air Gelora Bung Karno, saya berkata kepada salah satu sahabat saya. Keputusan saya untuk bergabung dengan tim nasional bukanlah sebuah pilihan, tetapi sebuah keharusan. Karena saya tidak akan pernah bisa memaafkan diri saya jika saya tidak melakukannya. Dan setelah itu saya akan berhenti untuk selamanya.

Hal tersebut juga telah saya sampaikan kepada staf Badan Tim Nasional Indonesia. Oleh karena itu, ketika nama saya kembali masuk dalam daftar pemain untuk Kualifikasi Piala Asia 2015, saya menolak untuk hadir.

Berani mengambil sikap dengan apapun hasil dari pilihan yang kita ambil, adalah dua hal yang berbeda. Mengambil sebuah keputusan murni berada di tangan setiap individu. Sedang hasil dari keputusan yang kita ambil acap kali tergantung dari banyak hal, termasuk kehendak dari sang Maha Pencipta.

Sebagian orang berpikir bahwa saya sudah gila, karena mengorbankan seluruh reputasi dan karier saya, demi sebuah tim yang sudah diprediksi banyak orang akan mengalami kegagalan. Sebagian lagi berpikir saya salah melangkah, karena pada akhirnya tim nasional Indonesia harus kembali tersungkur dan bersimbah darah, di AFF Cup 2012.

Mereka berpikir saya telah merusak kredibilitas dan reputasi dengan menumpahkan tinta hitam di atasnya. Tetapi, tidak demikian bagi saya pribadi. Saya merasa telah mengakhiri perjalanan panjang bersama tim nasional, dengan sebuah kebanggaan dan kehormatan, setidaknya sebagai sebuah pribadi yang merdeka.

Rasa terima kasih dan hormat saya yang setinggi-tingginya, saya ucapkan kepada seluruh komponen tim nasional Indonesia di Piala AFF 2012. Orang-orang yang dalam segala keterbatasan dan tekanan publik yang begitu hebat, tetap berdiri di garda paling depan untuk memperjuangkan harkat dan martabat bangsa Indonesia melalui sepakbola.

Dengan apa pun hasilnya, menjadi sebuah kebanggaan besar bagi saya mengakhiri karier tim nasional saya, bersama rekan-rekan semua. Mati sebagai pemain tim nasional (pensiun) dengan cara seperti itu, membuat saya merasa sangat bahagia. Berjuang sampai titik darah penghabisan atas nama bangsa dan negara, dengan segala kendala dan risiko yang harus dihadapi, membuat saya merasa telah mati dengan cara yang sangat terhormat.

Terima kasih yang tidak terhingga untuk seluruh pendukung tim nasional Indonesia di manapun berada. Mereka yang dengan fanatisme luar biasa dan tak kenal lelah, selalu berdiri di belakang panji-panji tim nasional Indonesia. Mereka yang selalu bernyanyi, menari, dan berteriak menyemangati dalam setiap perjuangan saya bersama tim nasional Indonesia. Tidak lupa permohonan maaf saya yang sebesar-besarnya, karena selama karier saya bersama tim nasional Indonesia, tidak sekalipun saya mampu memberikan kebahagiaan untuk kalian semua.

Tanggal 23 Maret 2013, merupakan hari bersejarah bagi sepakbola Indonesia, khususnya tim nasional. Karena setelah sekian lama terbelah menjadi dua, pada hari itu tim nasional Indonesia kembali berada di bawah satu berdera. Dan untuk pertama kalinya setelah cukup lama, stadion utama Gelora Bung Karno kembali memerah dipenuhi pendukung militan tim nasional Indonesia.

Dengan atau tanpa muatan tertentu, langkah penyatuan tim nasional Indonesia layak diberi apresiasi positif yang setinggi-tingginya. Setidaknya, di dalam lubuk hati mereka yang paling dalam, ternyata masih ada rasa sebangsa dan setanah air. Walaupun mungkin kesepakatan tersebut, dilandasi oleh negosiasi-negosiasi tertentu.

Sedangkan bagi saya pribadi, melihat para pemain nasional kembali bergairah untuk memenuhi panggilan negara dan bersatu kembali dalam satu bendera tim nasional Indonesia, tentu menjadi sebuah kebahagiaan yang luar biasa. Bukankah hal tersebut yang selama ini “kita” perjuangkan bersama-sama?

Menjadikan kembali tim nasional Indonesia sebagai representasi kekuatan terbaik sepakbola di Indonesia. Mengembalikan kesakralan sebuah tim nasional, yang akhir-akhir ini disepelekan oleh orang-orang yang bertindak atas nama kepentingan-kepentingan tertentu. Serta menjadikan kembali Gelora Bung Karno sebagai tempat yang angker bagi siapapun tim lawan yang hadir di sana, dengan suasana riuh serta gegap gempita dari seluruh pendukung merah-putih. Itu adalah hal yang selalu kita perjuangkan, selama dua tahun terakhir.

Selamat berjuang untuk talenta-talenta terbaik sepakbola Indonesia. Kibarkanlah panji-panji kebesaran sepakbola kita setinggi-tingginya. Bermainlah untuk dirimu, orang-orang yang kamu cintai (keluarga), dan lambang Garuda di dadamu (rakyat Indonesia).

Keputusan ini mungkin mengingkari janji saya sendiri tiga belas tahun lalu, janji setia saya kepada tim nasional Indonesia. Akan tetapi dengan segala dinamika dan pergolakan yang terjadi dalam sepakbola Indonesia, selama dua tahun terakhir. Membuat saya merasa yakin, jika sekarang adalah saat yang tepat bagi saya untuk melakukannya. Lagi pula dengan nama-nama mumpuni di barisan depan tim nasional Indonesia saat ini, rasanya tenaga saya sudah tidak lagi terlalu dibutuhkan.

Saya mengawali tiga belas tahun karier saya bersama tim nasional dengan sebuah harapan besar, dan mengakhirinya dengan sebuah kemenangan besar. Sebuah kemenangan dari segala bentuk pemaksaan kehendak terhadap diri saya. Kemenangan diri saya atas nama sebuah kebebasan untuk mengungkapkan pendapat, menentukan sikap, serta bertindak atas nama sebuah hal yang saya yakini akan kebenarannya.

Boleh saja orang menilai saya sebagai seorang pengkhianat dari kelompok saya, tetapi satu hal yang pasti, bahwa saya tidak pernah mengkhianati hati dan profesi saya. Sebuah profesi yang sangat saya cintai dan banggakan, sebagai pemain sepakbola.

Pada akhirnya saya memang harus menerima kenyataan, bahwa tidak ada satu gelar bergengsi yang mampu saya berikan untuk Indonesia. Dan oleh karena itu seperti yang pernah saya janjikan, maka di akhir artikel ini saya akan berteriak dengan lantang, jika “Saya Adalah Generasi Yang Gagal.”

Melalui tulisan ini, maka secara resmi saya menyatakan mundur dari tim nasional Indonesia.

“Cepat atau lambat, jersey merah-putih itu pasti akan tanggal dari badanku. Akan tetapi satu hal yang pasti, lambang garuda itu akan tetap melekat di dada kiriku, tinggal di sana sampai akhir hayatku.”

“Garuda di Dadaku, Garuda Kebanggaanku”

Selesai….

NB: Tulisan ini saya buat pada 22 Maret 2013

-Bambang Pamungkas-

Jadi, masihkah anda ingin mengatakan bahwa Bambang Pamungkas berada dalam generasi pesepak bola yang gagal? Bertanyalah, apa yang dapat ku berikan bagi negaraku. Bukan, apa yang negaraku dapat berikan bagiku. 






Kamis, 14 Maret 2013

Review Kenari Cup 4 Babak Penyisihan

Seperti yang sudah di info kan sebelumnya, pada Kenari Cup IV kali ini terdapat sedikit perubahan, utamanya adalah tempat diselenggarakannya Kenari Cup IV ini. Sesuai dengan namanya yakni Kenari Cup, kompetisi ini seluruh pertandingannya dilangsungkan Planet Futsal Kenari Mas, Salemba, Jakarta Pusat. Tetapi tidak untuk Kenari Cup IV, karena keterbatasan waktu dan keterbatasan tempat, telah diputuskan bahwa Kenari Cup IV akan diadakan di dua tempat, yaitu Planet Futsal Kenari Mas dan tambahan satu lapangan di Kevin Cafe Futsal, Kramat II, Senen, Jakarta Pusat.

Pada hari ini, Kamis (14/3/2013), telah dilangsungkan babak penyisihan.

Hasil Pertandingan di Planet Futsal Kenari Mas

Pool A:
La Squadra         2-4    Ciamik FC
Ciamik FC          1-3    Doggy Nest
Doggy Nest        4-4     La Squadra


Pool C:
Blek Finiks         1-3    White Jack
White Jack        3-1    Beh FC
Beh FC              1-2    Blek Finiks


Hasil Pertandingan di Kevin Cafe Futsal Kwitang


Pool B:

The Bophunks    3-1     Castilla
The Bophunks    3-2     Alayerz
Castilla             2-4     Alayerz

Selain itu, ada sedikit perubahan karena tim Balonku ada 7 mengundurkan diri. Hal ini menyebabkan pertandingan di grup D ditiadakan dan hanya akan ada 1 pertandingan yaitu penentuan juara dan runner up grup D yang akan dilaksanakan pada hari Sabtu (16/3/2013).


DAFTAR TOP SKORER s/d BABAK PENYISIHAN:


6 Gol : Ignasius Josua

4 Gol : Julian Sihombing
3 Gol : Batara Pande, Gregorius Arthur
2 Gol : David, Joshua Effron, Frederick Jong, Stephen Wijaya
1 Gol : Leonardi Ryan Andika, Christopher Joel, Christian Albertus, Putra Prima, Mario Aditama, Fernando Antonio Rening, Reinardi Wilyanto, Alfons Lianto, Klaudius Arief, James Alessandro, Richie Tri Utama, Christopher Fernaldy, Lukas Hadiyanto, Reynard Nathaniel, Arif Indradi, Marco Putra, Anandha Krishna

Jumlah Pertandingan: 9
Jumlah Gol : 42
Gol/match: 4,67

Berikut ini Skuad Pemain dari peserta Kenari Cup 4:



The Bophunks :
1.      Dennis EVAN
2.      Juan Vittorio UNTUNG
3.      Batara PANDE
4.      Batara BISUK
5.      Antonius Adhika ANGKASA
6.      Reynaldo JAHJA
7.      Leonardi Ryan ANDIKA
8.      Georgius Pradipta YOGIPUTRA

Blek Finiks :
1.      Matheus NATHANAEL
2.      Arif INDRADI
3.      Reynard NATHANIEL
4.      Alvin Reksaniardana ISWANTO
5.      Stefanus William SUNANTO
6.      Josua DOKMATUA
7.      Putra Prima PRADIPTA
8.      Kristoforus Adhitya PRATAMA
9.      Bagas Adhi KUMORO

NNF :
1.      Ansel JOSEPH
2.      Tanureza JAYA
3.      Goldy Tanjung WIJAYA
4.      Serafianus Budi SAPUTRA
5.      Duann BUNAR
6.      Aldo OKTAVIANUS
7.      Aditya PRATAMA

Castilla :
1.      Nicholas SAPUTRA
2.      Anandha KRISHNA
3.      Stephen WIJAYA
4.      Jeremy CHRISTIAN
5.      Mario ANDRETTI
6.      Daniel SUGIONO
7.      Eduardus ADISTIRA
8.      Joan JONATHAN

SCBD :
1.      Yosef Martin PRADIPTA
2.      Marcel YONATHAN
3.      Adrian SURYA
4.      Arnold Christopher MAYSTRO
5.      Bimasena DUANDA
6.      Dega Putra WARDHANA
7.      Mario PEGAS
8.      Michael Wisnu SETYAWAN
9.      Theodore Otto HARTONO

Ciamik FC :
1.      Theodorus HENDRA
2.      Paulus KEVIN
3.      Norman SUKMADI
4.      Alfons LIANTO
5.      David KRISNARDI
6.      Klaudius ARIEF
7.      Kevin NATHANAEL
8.      Ancello GRADY
9.      Sherwin SATRIA
10.     Fernando Antonio RENING

White Jack :
1.      Keza HARSONO
2.      Mario ADITAMA
3.      Raymond Sumitra LUKMAN
4.      Gregorius Arthur Widianto PRAJASTO
5.      James ALESSANDRO
6.      William RAHARDJA
7.      Arlen GILBERT
8.      Jeremy PETRICK

Beh FC :
1.      Marco PUTRA
2.      Antoni Bayu PRATHAMA
3.      Richie Tri UTAMA
4.      Frederick FABRIAN
5.      Natanael GUNAWAN
6.      Antonius RENALDI
7.      Hero Adi GUNAWAN
8.      Darel DWIPUTRA
9.      ANTHONY

La Squadra :
1.      Dominix BHARATA
2.      Hans RYAN
3.      Frederick JONG
4.      Luki FARHANDIKA
5.   Reinardi WILYANTO
6.      Christopher FERNALDY
7.      Nicholas AUDRIC
8.      Laurentius Joshua TJANDRA

Alayerz :
1.      Julian Jaya Prakasa SIHOMBING
2.      Christopher JOEL
3.      Kevin SURYA
4.      Trivano PUTRA
5.      Christian ALBERTUS
6.      Elmer Albert FAUSTINE
7.      Gerits Michael GOSANA
8.      Kevin Putra PRATAMA

Doggy Nest :
1.      Lukas HADIYANTO
2.      Harry WINATA
3.      Ignasius JOSUA
4.      Damianus KEVIN
5.      Devin KHAN
6.      James SEBASTIAN
7.      Geraldus HANSEN
8.      DION


Senin, 11 Maret 2013

Preview: Kenari Cup 4 (Friendly Match The Bophunks vs Blek Finiks)

Blek Finiks dan The Bophunks, merupakan dua rival abadi yang sudah kerap kali bertemu baik di ajang Friendly Match, maupun di ajang Kenari Cup. Rekor pertemuan kedua tim adalah, The Bophunks berhasil menang sebanyak 4 kali, sementara Blek Finiks berhasil menang 1 kali yang terjadi pada hari ini (11/3/2013) di Planet Futsal Kenari. 

Kedua tim yang menurunkan skuad terbaiknya berhasil memanfaatkan momen friendly match ini sebagai ajang pemanasan Kenari Cup 4 yang rencananya akan digelar hari Kamis (14/3/2013). The Bophunks yang menurunkan skuad terbaiknya berhasil mendominasi pertandingan pertama dan menang dengan skor 18-14. Setelah turun minum dan memulai partai keduanya, tampak Blek Finiks sudah menyiapkan strategi khusus untuk mengantisipasi serangan sporadis yang dilancarkan anak-anak asuhan Batara Bisuk ini. Alhasil, Blek Finiks berhasil meredam serangan-serangan The Bophunks. Arlen yang menjadi penjaga gawang Blek Finiks tampil dengan cukup menawan. Beberapa kali tendangan keras dari Batara Pande, Batara Bisuk, dan Dennis Evan mengarah akurat ke gawangnya, namun masih bisa diantisipasi. 

The Bophunks yang memiliki 2 pemain baru yaitu Dennis Evan dan Juan Vittorio juga cukup kewalahan menghadapi gempuran dari tim Blek Finiks. Dikomandoi oleh Matheus Nathanael, Blek Finiks berhasil membuat gol cepat di awal-awal pertandingan melalui serangan tak terduga. 2 bek The Bophunks hanya bisa melihat Reynard Nathaniel seorang diri berhadapan langsung dengan Juan, penjaga gawang dari The Bophunks. 

Tak mau ketinggalan, The Bophunks mempercepat tempo permainan. Alhasil, Batara Bisuk berhasil menyamakan kedudukan melalui kemelut di depan gawang Arlen Sinaga, Setelah itu, terjadi jual beli serangan antara The Bophunks dan Blek Finiks hingga skor menjadi 4-4. Di menit-menit akhir pertandingan, Blek Finiks berhasil mencuri 2 gol tambahan melalu fast break yang sangat cepat. Lagi-lagi Matheus dan Reynard menjadi aktor dibalik terciptanya gol ini. Tidak lupa juga Putra Prima yang berhasil memutus alur serangan The Bophunks sehingga Blek Finiks berhasil memenangkan leg kedua ini. 

The Bophunks: Juan Vittorio (GK), Batara Bisuk, Batara Pande, Leonardi Andika, Dennis Evan, Sherwin Satria, Reynaldo Jahja, Georgius Pradipta

Blek Finiks: Arlen Sinaga (GK), Stefanus Williiam, Putra Prima, Matheus Nathanael, Arif Indradi, Alvin Reksaniardana, Josua Dokmatua, Petrick Panjaitan, Reynard Nathaniel, Dominix, Bagas Adhi Kumoro


Minggu, 10 Maret 2013

Preview: Kenari Cup 4

Sekilas Tentang Kenari Cup

Kenari Cup adalah sebuah turnamen rutin yang diselenggarakan oleh beberapa siswa kelas X SMA Kolese Kanisius. Kenari Cup merupakan sebuah turnamen futsal yang diadakan di Planet Futsal, Kenari Mas. Pada tahun ini, Kenari Cup sudah akan memasuki seri ke 4. Tim-tim yang mengikuti Kenari Cup sangat bervariasi. Ada yang datang dari daerah Jakarta Timur seperti The Bophunks dan Blek Finiks, ataupun dari daerah Jakarta Utara seperti NNF dan Doggy Nest. Pada kali ini, Kenari Cup akan dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 14 Maret 2013 dan apabila kalau tidak cukup akan dilanjutkan di hari Sabtu tanggal 16 Maret 2013.

Planet Futsal Kenari Mas  

Kenari Cup selalu digelar di Planet Futsal Kenari Mas. Mengapa? Planet Futsal Kenari Mas dinilai menjadi tempat paling netral dan paling mudah dijangkau dari Kolese Kanisius. Hanya dengan naik Kopaja 502 dengan tarif 1000 rupiah, Anda sudah bisa sampai di Kenari Mas. Selain itu, tempat ini juga menawarkan tarif yang terjangkau terutama untuk anak SMA.

Sejarah Kenari Cup

Kenari Cup sudah terlaksana sejak 2012. Sampai memasuki seri ke-empat ini, Kenari Cup sudah banyak menampilkan kejutan dan drama di setiap pertandingannya. Sistem pertandingan yang berubah-ubah membuat Kenari Cup seperti tidak ada habisnya untuk diadakan. Berikut daftar peserta Kenari Cup 1-3:

1. Blek Finiks
2. La Squadra
3.Doggy Nest
4. The Bophunks
5. NNF
6. Pusaka Negara

Dan juara beserta runner-up Kenari Cup 1-3 adalah"

SERI              Juara              Runner-up
  1               Blek Finiks           La Squadra
  2            The Bophunks         Doggy Nest
  3            The Bophunks         Blek Finiks

Preview Tim-Tim yang akan berlaga:

Blek Finiks

Blek Finiks merupakan tim yang terkenal dengan kolektivitas permainannya yang luar biasa. Dinilai dari segi materi pemain, bisa dibilang Blek Finiks kurang memiliki pemain-pemain yang memiliki skill diatas rata-rata. Kebanyakan, Blek Finiks didominasi oleh anak ekskul voli dan THS. Namun, materi pemain tidak membuat Blek Finiks menjadi tim yang lemah. Justru karena memiliki skill yang rata-rata, mereka mampu membangun kolektivitas tim yang kuat. Dipimpin oleh Matheus Nathanael di lini tengah, dan Reynard Nathaniel sebagai ujung tombak tim, Blek Finiks mampu menunjukkan bahwa skill tidak menjadi masalah untuk juara. Hal ini dibuktikan mereka dengan mampu menjuarai Kenari Cup 1 dan menjadi runner-up di Kenari Cup 3 setelah mengalahkan La Squadra lewat babak adu penalti di semifinal, namun dikalahkan oleh The Bophunks di Babak Final.

Prakiraan Line-Up: Stefanus William (GK), Matheus Nathanael (C), Arif Indradi, Alvin Reksaniardana, Reynard Nathaniel

Doggy Nest

Tim yang dimotori oleh Lukas Hadiyanto dkk. ini merupakan salah satu tim yang cukup ditakuti di ajang Kenari Cup. Dengan Lukas sebagai playmaker tim ini, dan Ignasius Josua sebagai ujung tombak, Doggy Nest menjadi salah satu tim terproduktif di ajang Kenari Cup. Ignas yang sering-sering disebut RvP nya Doggy Nest berhasil merebut mahkota Top Scorer di ajang KC 2 bersama Batara Pande dari The Bophunks.

Prakiraan Line-Up: Harry Winata (GK), Lukas Hadiyanto (C), Devin Khan, Damianus Kevin, Ignasius Josua

La Squadra

La Squadra merupakan tim yang sangat diunggulkan pada setiap edisi KC. Berbekal materi pemain yang cukup bertabur bintang seperti Frederick Jong, Luki Farhandika, dan Michael Wisnu, tim ini selalu menjadi momok bagi tim-tim lainnya. Pada KC 3 yang lalu, La Squadra nyaris mencapai final, namun sayang dikalahkan oleh Blek Finiks lewat adu penalti. Rumornya, La Squadra akan merombak materi pemain di timnya dan akan berganti nama menjadi SCBD pada KC 4 yang akan datang.

Prakiraan Line-Up: Arnold Christopher (C)(GK), Marcel Yonathan, Frederick Jong, Adrian Surya, Joshua Effron

NNF

NNF yang merupakan singkatan dari Nandos n' Friends ini didominasi oleh anak-anak yang berdomisili di wilayah Kelapa Gading. NNF merupakan tim yang tidak kalah bertabur bintangnya dengan La Squadra. Dimotori oleh Anandha Krishna di lini belakang, dan Duann Bunar di lini tengah, NNF siap untuk merebut mahkota juara KC 4.

Prakiraan Line Up: Aldo Oktavianus (GK), Anandha Krishna (C), Duann Bunar, Ansel Joseph, Goldy T.W.

The Bophunks

The Bophunks, ya, tim inilah yang sampai sekarang paling ditakuti di ajang Kenari Cup. Berbekal rekor pertemuan yang selalu menang di setiap pertandingan Kenari Cup, The Bophunks siap untuk menghadapi setiap lawan yang menghadang. Dimotori oleh Batara Bisuk dkk, tim ini berhasil menjadi Juara Kenari Cup 2 kali berturut-turut yaitu KC 2 dan KC 3. The Bophunks juga telah menambah 2 amunisi baru pada posisi kiper yaitu Dennis Evan dan Juan Vittorio. Dengan berbekal kolektivitas dan materi pemain yang cukup mumpuni, The Bophunks siap mempertahankan gelar juara Kenari Cup di ajang KC 4 yang akan datang.

Prakiraan Line Up: Juan Vittorio (GK), Sherwin Satria (C), Batara Bisuk, Batara Pande, Antonius Adhika

Galeri Foto





                                           


Video Adu Penalti BLEK FINIKS vs LA SQUADRA di kenari cup 3









Kamis, 28 Februari 2013

Puasa Menulis Untuk Sementara

Oke teman-teman, just FYI, sekolah gue akan mengadakan ulangan mid semester genap dari tanggal 1 Maret 2013- 8 Maret 2013. Untuk itu, gue minta maaf karena gue mungkin ga akan bikin postingan baru dalam jangka waktu tersebut

Best Regards
LA

Selasa, 26 Februari 2013

P-20 AC Top Markotop !!!

Hari ini gue pulang dari CC naik kopaja. Sebenernya gue sih udah biasa naik Kopaja 502 dari CC sampe Kampung Melayu, trus turun nyambung lagi Metromini 52 sampe rumah gue. Tapi entah kenapa hari ini gue iseng nyoba ke kantor nyokap gue naik P-20. Dan hokinya, gue dapet P-20 AC. Ini adalah pengalaman pertama gue naik P-20 AC seumur hidup gue (sumpah serius ga boong).

Jadi gue mulai aja ya ceritanya...........

Sebenernya gue udah berniat untuk berenang sama william, reynard, dan dennis di hotel F1 Cikini. Tapi batal karena pas pulang sekolah tuh ujan gede banget. Yauda deh, selain ga bisa berenang, gue juga ga bisa pulang karena ujannya kelewat gede. Mau ga mau, nunggu di sekolah deh. Eh, kebetulan gue ketemu sama Popo di ruang BK dan dia bilang ada pertemuan Canexco (Canisius Examen Community). Yah, ketangkep deh ga bisa kabur...... Terpaksa gue ikut evaluasi Canexco yang ternyata makan waktu sampe jam 4 lewat 15. Gue mikir-mikir nih, kalo gue pulang naik 502, macet di Carolus, trus nyampe Melayu jam 5 pasti Casablanca udah macet total. Yauda, gue telpon nyokap gue, masih di kantor gak. Dan dia bilang masih di kantor. Gue bilang suruh tunggu di kantor, gue mau nyusulin kesana naik P-20. Okelah, gue nyebrang ke halte sebrang CC dan gue mulai galau karena udah lebih dari 4 kopaja 502 yang melewati muka gue.

Setelah menunggu 15 menitan, gue melihat ada satu bis bagus. Awalnya gue kira itu bis pariwisata, pas kira-kira jaraknya udah tinggal 10 meter, gue liat di pojok kanan atas bis itu tulisannya P-20. Dengan reflek yang tiba-tiba, gue menyongsongkan tangan gue ke depan. Alhasil, bis itu ngerem mendadak secara tiba-tiba. Maaf ya buat penumpang yang udah gue buat spot jantung gara-gara bisnya gue berhentiin secara mendadak. Hehehe.

Setelah itu gue masuk ke bis P-20 itu. Emang sih, labelnya KOPAJA. Tapi di dalem tuh serasa kayak bis Transjakarta. Bahkan lebih nyaman. Walaupun gue ga dapet tempat duduk dan terpaksa berdiri di samping supir, gue sama sekali ga merasa takut. Biasanya, gue udah was-was kalo naik angkutan umum di Jakarta, apalagi Kopaja dan Metromini. Sedikit cara gue yang biasa gue lakukan untuk menangkal "tangan-tangan jahil" para copet adalah, HP sama dompet gue taroh di tas makan. Dia ga mungkin mikir barang berharga ada di tas makan kan..... Oke lanjut lagi. Selain supirnya nyetirnya santai dan ga ugal-ugalan, keneknya juga ramah lho. Jauh deh sama pandangan gue dan pengalaman gue pas naik metromini atau kopaja reguler.

Just FYI, P-20 AC ini ga jalan di jalur lambat, tapi masuk jalur busway. Jadi pas udah masuk daerah Rasuna Said, Kuningan, bis ini akan bertransformasi layaknya bis transjakarta. Setelah menempuh perjalanan selama kira-kira 30 menit sampailah gue di halte busway KPK. Emang sih, gue harus berjalan agak jauh dari KPK ke Multivision Tower, tapi it's okay lahhh. Seenggaknya gue puas karena gue ga harus panas-panasan dan bisa menikmati sarana trasnportasi baru di Jakarta

Jadi intinya, Jakarta telah mulai berbenah. P-20 AC hanyalah satu dari sekian banyak hasil yang telah di capai oleh Bapak Jokowi-Ahok selama masa kepemimpinannya ini. Sarana transportasi juga bisa menjadi salah satu pengentas kemacetan di Jakarta. Jadi buat siapapun yang baca blog ini, mulai lah mencoba sarana angkutan umum di Jakarta. Jangan lagi menggunakan mobil pribadi karena hanya akan membuat Jakarta semakin ruwet. Nikmatilah apa yang sudah diberikan oleh pemerintah DKI Jakarta yang baru dan beranilah menjadi agen perubahan. Jadilah "Man Of Change". ~"Untuk mengubah dunia ini hanya dibutuhkan SATU KESANGGUPAN, yaitu KESANGGUPANMU" ~


                                                   KOPAJA P-20 AC






Jumat, 22 Februari 2013

X-A in Action (part 2)


Seperti janji gue 2 hari yang lalu, hari ini gue bakal nerusin pembahasan gue tentang "peta" kelas gue, kelas X-A. Hari ini gue akan mulai bahas baris kedua. Barisan paling tengah di kelas gue. Overall, barisan ini sih biasa-biasa aja. Gak terlalu rame, gak se "haus" barisan pertama. Intinya, barisan ini barisan paling "aman" kalo lu gak mau diincer guru.

Pentolan-pentolan di barisan ini juga hampir gak ada. Tapi ternyata hukum alam memang berlaku. Setiap individu punya keistimewaannya masing-masing. 

Di barisan ini, ada Richard Joe. Walaupun dia rada terseok-seok di bidang akademis, ternyata dia adalah kamus sepakbolanya kelas X-A. Jadi kejadiannya pas gue masih duduk di kelas 9 SMP Kolese Kanisius. Waktu itu pas lagi jaman-jamannya semifinal Liga Champions Eropa antara Chelsea vs Barcelona. Kebetulan gue adalah salah satu fans Chelsea. Popularitas Chelsea di kalangan temen-temen angkatan gue emang gak gitu bagus. Bahkan gue bisa menyebutkan hampir semua fans tetap Chelsea di angkatan gue pas SMP. Ada gue, Sherwin, Pande, dan Josdok. Sisanya paling Cuma fans karbitan. Kebanyakan emang didominasi sama fans MU, Madrid, ataupun Barca. Trus, sehari sebelum malam semifinal yang waktu itu dilangsungkan di Stamford Bridge, home dari Chelsea, gue iseng-iseng bikin kuis kecil-kecilan. Gue ngajak salah satu fans MU yaitu Adri. Gue bilang, “kalo Chelsea menang, gue kasih lu bola Donic bintang 3, 2  biji pas ekskul”. Kebetulan gue sama dia emang ekskul tenis meja dan bola Donic adalah salah satu bola favorit buat anak-anak tenis meja karena harganya mahal. Kebetulan gue sama dia masih punya beberapa bola itu hasil klepto-an pas POR CC. Hehehe…..

Demi mendapatkan 2 bola Donic itu, gue tanya-tanya sama temen-temen yang pada gila bola tentang prediksi mereka malam itu. Semua pada berpihak ke Barca. Gue pun mulai pesimis, sampai akhirnya gue tanya sama Joe. Dia bilang Chelsea kemungkinan menang malam ini. Gue masih ga gitu yakin, gue minta dia jelasin dan gue minta bukti dan data-datanya. Ga gue sangka, dia ngeluarin sebuah buku tulis yang isinya super lengkap. Data tim, rekor pertemuan, posisi di masing-masing liga, sampai ke analisis pribadinya dia. Pas gue baca, gue bener-bener kayak baca analisisnya Bung Toel di RCTI Sports ataupun Bung Binder Singh waktu siaran ISL di ANTV. Berbekal analisis dari “Bung Joe”, ternyata Chelsea emang bener-bener memenangkan pertandingan itu. Gol dari Didier Drogba di menit-menit akhir babak pertama membuat gue mendapatkan 2 buah Bola Donic bintang 3. Nah, dari situ gue kagum sama Joe terutama masalah persepakbolaan nasional maupun internasional. Dan setiap ada masalah sama sepakbola, gue selalu nanya ke dia.


Temen gue yang berikutnya adalah Tegishtha atau biasa dipanggil Tata. Walaupun gue gak satu SMP sama dia, tapi 6 bulan udah cukup bagi gue melihat bakatnya dia yang luar biasa. Sebagai anggot CEF (Canisius English Forum), dia sering banget ikut lomba debat mewakili sekolah. Pembawaannya yang dewasa serta gaya bahasanya yang sangat baik, didukung dengan ketenangannya ketika harus berbicara di depan umum membuat Tata sangat terampil untuk berpidato ataupun ber orasi. Nah, dua orang itulah yang menurut gue menjadi keunikan dari barisan ini. Sisanya diisi oleh anak-anak yang kalem-kalem dan rajin belajar.

Walaupun secara akademis, kedua temen gue ini bisa dibilang kurang memuaskan, tapi mereka menyimpan suatu kelebihan yang luar biasa. Sudah seharusnya kita belajar untuk menghargai semua teman kita karena gue yakin, setiap orang pasti punya kelebihan di bidangnya masing-masing.



(to be continue)