Seperti janji gue 2 hari yang lalu, hari ini gue bakal nerusin
pembahasan gue tentang "peta" kelas gue, kelas X-A. Hari ini gue akan
mulai bahas baris kedua. Barisan paling tengah di kelas gue. Overall, barisan
ini sih biasa-biasa aja. Gak terlalu rame, gak se "haus" barisan
pertama. Intinya, barisan ini barisan paling "aman" kalo lu gak mau
diincer guru.
Pentolan-pentolan di barisan ini juga hampir gak ada. Tapi
ternyata hukum alam memang berlaku. Setiap individu punya keistimewaannya
masing-masing.
Di barisan ini, ada Richard Joe.
Walaupun dia rada terseok-seok di bidang akademis, ternyata dia adalah kamus
sepakbolanya kelas X-A. Jadi kejadiannya pas gue masih duduk di kelas 9 SMP
Kolese Kanisius. Waktu itu pas lagi jaman-jamannya semifinal Liga Champions
Eropa antara Chelsea vs Barcelona. Kebetulan gue adalah salah satu fans
Chelsea. Popularitas Chelsea di kalangan temen-temen angkatan gue emang gak
gitu bagus. Bahkan gue bisa menyebutkan hampir semua fans tetap Chelsea di
angkatan gue pas SMP. Ada gue, Sherwin, Pande, dan Josdok. Sisanya paling Cuma
fans karbitan. Kebanyakan emang didominasi sama fans MU, Madrid, ataupun Barca.
Trus, sehari sebelum malam semifinal yang waktu itu dilangsungkan di Stamford
Bridge, home dari Chelsea, gue iseng-iseng bikin kuis kecil-kecilan. Gue ngajak
salah satu fans MU yaitu Adri. Gue bilang, “kalo Chelsea menang, gue kasih lu
bola Donic bintang 3, 2 biji pas
ekskul”. Kebetulan gue sama dia emang ekskul tenis meja dan bola Donic adalah
salah satu bola favorit buat anak-anak tenis meja karena harganya mahal.
Kebetulan gue sama dia masih punya beberapa bola itu hasil klepto-an pas POR
CC. Hehehe…..
Demi mendapatkan 2 bola Donic itu,
gue tanya-tanya sama temen-temen yang pada gila bola tentang prediksi mereka
malam itu. Semua pada berpihak ke Barca. Gue pun mulai pesimis, sampai akhirnya
gue tanya sama Joe. Dia bilang Chelsea kemungkinan menang malam ini. Gue masih
ga gitu yakin, gue minta dia jelasin dan gue minta bukti dan data-datanya. Ga
gue sangka, dia ngeluarin sebuah buku tulis yang isinya super lengkap. Data
tim, rekor pertemuan, posisi di masing-masing liga, sampai ke analisis
pribadinya dia. Pas gue baca, gue bener-bener kayak baca analisisnya Bung Toel
di RCTI Sports ataupun Bung Binder Singh waktu siaran ISL di ANTV. Berbekal
analisis dari “Bung Joe”, ternyata Chelsea emang bener-bener memenangkan
pertandingan itu. Gol dari Didier Drogba di menit-menit akhir babak pertama
membuat gue mendapatkan 2 buah Bola Donic bintang 3. Nah, dari situ gue kagum
sama Joe terutama masalah persepakbolaan nasional maupun internasional. Dan
setiap ada masalah sama sepakbola, gue selalu nanya ke dia.
Temen gue yang berikutnya adalah
Tegishtha atau biasa dipanggil Tata. Walaupun gue gak satu SMP sama dia, tapi 6
bulan udah cukup bagi gue melihat bakatnya dia yang luar biasa. Sebagai anggot
CEF (Canisius English Forum), dia sering banget ikut lomba debat mewakili
sekolah. Pembawaannya yang dewasa serta gaya bahasanya yang sangat baik,
didukung dengan ketenangannya ketika harus berbicara di depan umum membuat Tata
sangat terampil untuk berpidato ataupun ber orasi. Nah, dua orang itulah yang
menurut gue menjadi keunikan dari barisan ini. Sisanya diisi oleh anak-anak
yang kalem-kalem dan rajin belajar.
Walaupun secara akademis, kedua
temen gue ini bisa dibilang kurang memuaskan, tapi mereka menyimpan suatu
kelebihan yang luar biasa. Sudah seharusnya kita belajar untuk menghargai semua
teman kita karena gue yakin, setiap orang pasti punya kelebihan di bidangnya
masing-masing.
(to be continue)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar