Sabtu, 25 April 2015

Catatan Akhir OIC : Belajar dari Kesalahan, Berubah dari Kesadaran, Berakhir dengan Kemenangan

Hari ini menjadi salah satu hari paling bersejarah dalam hidupku. Berdiri, dan berkompetisi di panggung grand final Olimpiade Indonesia Cerdas, tidak pernah ada di benakku sebelumnya. Bertanding di kompetisi sebesar dan sekaliber OIC dengan membawa nama almamater di pundakku, ya aku tak pernah bermimpi sebelumnya.

Aku selalu berpegang pada suatu prinsip bahwa belajar itu bukan hanya dari buku dan sekolah, tetapi dari pengalaman, dan kehidupan adalah sebuah proses, bukan sebuah tujuan. Maka dari itu, meskipun aku bukan siswa terpandai di sekolah, aku mau turun itu ikut ambil bagian dalam kegiatan OIC ini. Maka, menjadi runner-up dalam kompetisi ini adalah sebuah anugerah yang sangat berharga dari Tuhan. Kejayaan bukanlah milik mereka yang punya kepandaian, tetapi mereka yang mau mengambil resiko, dan memperjuangkan segala konsekuensi dari resiko itu untuk satu tujuan.

Bukan soal juara 2, juara 1, atau juara 3 yang menjadi penekanan dari acara ini bagiku. Yang terpenting adalah bagaimana ketika aku hidup, tumbuh, dan berproses di dalam kegiatan ini sehingga menjadi salah satu faktor pembentuk kepribadianku.

Di babak terakhir penyisihan daerah, SMA Kanisius dikalahkan oleh SMAN 61 Jakarta. Salah satu kesalahan terbesar kami adalah tidak mempersiapkan pertandingan itu sama sekali. Pertemuan kami dengan Edwin dkk untuk yang kedua kali di babak play off kemarin menjadi titik tolak dimana kami mulai mempersiapkan diri dengan matang. Ah, alhamdullilah, kami berhasil menjadi peringkat pertama dan melaju ke babak grand final.

Satu hal yang paling mengena di dalam hatiku adalah kata-kata Kak Erwin Parengkuan ketika kami berhasil lolos di babak playoff. “Kalau kalian menang, moodnya bagus, itu sudah biasa. Tetapi ketika kalian kalah, moodnya tetap bagus, inilah yang perlu diangkat topi”. Aku mencoba menanamkan nilai tersebut di dalam hatiku.

Semenjak mengikuti OIC Season 2, tanpa kusangka-sangka, semakin banyak lagi orang yang mengenalku melalui perjumpaan di layar televisi. Aku senang karena semakin banyak doa yang mengalir untuk mendukung SMA Kanisius. Melalui pengalaman ini, aku mulai belajar untuk menghargai orang-orang banyak, meskipun sulit karena semua notifikasi di semua sosial media yang kumiliki datang bagaikan tsunami yang membuatku bingung untuk membalas semuanya.

Maka dari itu, melalui tulisan ini, aku ingin berterimakasih kepada semua orang yang telah mendukung kami tim SMA Kanisius. Kami tidak bisa membalas segala doa dan dukungan kalian kecuali dengan rasa terimakasih kami yang sebesar-besarnya.

Kami juga berterimakasih kepada semua orang yang terlibat langsung untuk mendukung kami di studio maupun luar studio. Para mom’s CC, kak Joy, kak Zia, Kak Tolikin, Mas Trie, Mas Cemong, Bang Ocep, dan seluruh kru yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu. Kami juga berterimakasih khususnya kepada Kak Nirina Zubir yang selalu mendukung kami dengan mau digombalin oleh beberapa rekan kanisian, Kak Ira Koesno yang selalu mengkritik kami sehingga kami selalu mawas diri dan menjadi lebih terpacu untuk menjadi lebih baik, Kak Erwin Parengkuan, serta Kak Shahnaz yang selalu memacu dan mensupport kami dengan berbagai kata-kata mutiara yang membuat kami bangkit ketika kami jatuh. Salam untuk Charlotte dan Pru J

Yang terakhir, terimakasih kepada seluruh Keluarga Besar Kolese Kanisius, yang di dalam suka dan duka kita saling membantu. Tak kenal putus asa, dengan gigih terus maju. Dengan segala kekonyolan dan kelucuan, serta kepandaian dan kebijaksanaan selalu ada di sisi kami. To be men for and with others.

Satu catatan akhir yang perlu ditekankan, bahwa kemenangan ini bukanlah kemenanganku, Widi, ataupun Bimo, tetapi merupakan kemenangan bagi seluruh Keluarga Besar Kolese Kanisius, serta orang-orang yang terlibat di dalamnya. Semoga Tuhan memberkati semuanya.

Mengutip apa yang disampaikan oleh Alexander Michael, “Layar masih terkembang, dan perahu tetap berlayar”. Begitupula hidupku, Widi dan Bimo. Ada ribuan tantangan yang menunggu di depan, ada jutaan pilihan yang harus kami hadapi, tetapi semuanya itu adalah sarana untuk mencapai tujuan manusia diciptakan, untuk memuji dan memuliakan Tuhan (Latihan Rohani no. 23).


Mungkin OIC Season 2 telah berakhir dan mungkin kemarin malam adalah terakhir kalinya kami tampil di layar televisi. Ada perjumpaan, ada perpisahan, tetapi tidaklah afdol ketika kita hanya melihat awal dan akhirnya saja. Alpha, tidak akan pernah sampai pada Omega tanpa Beta dan kawan-kawannya. Semoga perjumpaan singkat selama kurang lebih dua setengah bulan lalu bisa memberikan makna bagi semua orang yang menyaksikan kami. Percayalah, bahwa doa kami selalu ada di hati semua orang yang terlibat untuk mendukung kami. Hari ini adalah kenyataan, hari esok adalah harapan. Jadikan hidup ini penuh makna. 

AD MAIOREM DEI GLORIAM
Demi lebih besarnya kemuliaan Tuhan


14 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. gila, leo kamu membuatnya dg sepenuh hati. Sehingga saya hampir nangis bacanya, dan merinding juga krn kta2 nya yg luar biasa keren, semoga kalian sukses. Terima kasih sdh mengasih pngetahuan untuk kami & makasih sdh menghibur kita. Bakalan kangen sama kamu leo. Sukses terus. Saya suka dengan ceritanya :))

    BalasHapus
  3. Jaya terus buat kalian kak Leo, Widi dan Bimo. Semoga sukses selalu! Aku suka banget liat kalian, kalian itu keren! Selo tp pasti, pokoknya keren deh. Aku selalu merinding tiap liat kalian. Aku juga pingin bgt bisa sprti kalian

    BalasHapus
  4. Mangat terus ya yo, sem0ga bisa masuk ke univ yg di pengen. Bole bagi email ?

    BalasHapus
  5. Suka banget liat CC. Kalian keren banget. Dan kata kata diatas menyentuh hati, sampai nangis bacanya. Terimakasih krn kata kata diatas menjadi motto hidup saya dan motivasi dalam hal belajar.
    Sukses ke depannya. Semangat terus ya! Semoga cita citanya dapat tercapai. Amin. GBU

    NB : Jangan lupa untuk berdoa dan bersyukur ke Tuhan Yesus ya..

    BalasHapus
  6. leo, mau tanya cara belajar kamu seperti apa ya? soalnya aku biasa belajar jam 2 pagi sampai subuh, malamnya gak belajar tapi aku rasa belum cukup efektif. terimakasih sebelumnya

    BalasHapus
  7. selamat ya buat kolese kanisius, aku sampe ikut-ikutan nyanyiin mars kanisius hehe. Entah kenapa kalian kayak bukan juara 2. Kalau ngeliat dari proses kalian juara 1! soalnya bener apa kata kak Leo, kanisius emang banyak perubahan dari awal muncul sampe ke grand final. dari yang gak terlalu dilirik, sekarang jadi yang paling banyak dicari hehe congrats CC !
    btw aku suka banget baca blognya kak Leo, kereeennn

    BalasHapus
  8. Selamat yaa ka leo,ka bimo dan ka widi. Gaktau kenapa seneng aja kalo liat cc tampil di oic,kalian tuh kompak banget beda sama tim dari sekolah lain,kalian tuh anakanak yang asik tapi pinter selow tapi pelajaran tetep nomer 1,terharu ka le baca blognya,katakatanya bagus banget dan aku suka, semoga sukses yaa ka leo ka widi dan ka bimo,semoga keterima di ptn yang diinginkan,semoga nanti kuliahnya lancar dan sukses!

    BalasHapus
  9. Ka leooon kata katanya mantep!! Sukses teruuuus ya. semoga harapan nya terwujud. salam buat ka bimo dan ka widi. Kalian kereeen!!

    BalasHapus
  10. Tak pernah terlewat disetiap SMA Kanisius tampil di OIC, dan skrg OIC Season 2 telah berakhir dan pasti pendukung SMA Kanisius diluar sana bakalan kangen bgt dg kalian ber3 Macan Kanisius! Sukses selalu untuk Widi, Leo & Bimo. GBU!!

    BalasHapus
  11. 'Gunakan masa muda kita sebaik mungkin.' Semangat Leo, Bimo dan Widi. :)

    BalasHapus
  12. Sangat menginspiraasi banget katanya2, semoga apa yg dicita-citakan kalian bisa terwujud, dan kalian

    BalasHapus
  13. Terimakasih karena sudah meluangkan waktu untuk membaca. Saya senang bisa menginspirasi teman2 semua. Semoga lebih banyak lagi orang2 yang terinspirasi dengan tulisan2 saya. Jangan lupa untuk terus berkarya, karena setiap cerita, pasti membawa makna.

    BalasHapus