Sabtu, 27 Juni 2015

Catatan Pra Kuliah : Untuk Wanita yang Lahir di Hari Kasih Sayang

Secarik kertas putih polos, tak akan bermakna apapun tanpa hadirnya tinta-tinta yang bertebaran diatasnya, yang membentuk ratusan, bahkan ribuan mozaik. Tidak hanya  ada yang harmonis sehingga mampu menyusun kata-kata penuh makna, tetapi juga ada yang tercoret dengan abstrak, tanpa ada sesuatu makna pun  yang mampu diinterpretasikannya. Manusia ibaratnya satu rim kertas putih kosong yang siap untuk dihujami tinta-tinta itu. Kita tidak pernah tahu, seperti apa guratan pena yang merobek samudra putih kosong nan suci itu. Apakah kita akan diisi dengan dokumen negara sangat rahasia? Atau kita hanyalah berguna sebagai scrap paper semata? Toh semua itu masih menjadi misteri.

Bicara tentang kehidupan. Kita sering dengan mudahnya membanding-bandingkan apa yang kita miliki dengan yang orang lain miliki. Rumput tetangga memang selalu tampak lebih hijau bukan? Kita selalu dengan mudahnya membicarakan apa yang orang lain miliki, tanpa kita ketahui apa yang ada di balik itu semua. Entah senyumannya yang membalut kepedihan hatinya, atau tawanya yang menyembunyikan tangisan pilu nuraninya? Kita tak pernah tahu, kawanku.

Untuk sahabatku yang akan segera melepaskan pijakan kakinya dari bumi pertiwi ini. Sahabatku yang gemar mencurahkan segala kegalauan hatinya kepadaku. Kembali kutulis catatan sederhana ini untuk engkau renungkan.

Sesungguhnya, perpisahan ibarat pedang bermata dua. Tinggal mana yang engkau pilih. Apakah mau kau gunakan untuk menjadi kekuatanmu? Atau kaugunakan untuk menghancurkan dirimu? Ya, aku tahu, memang sedih ketika kita harus meninggalkan sejuta memori indah yang kau rekam bersama dia. Memori yang kelak di masa mendatang bisa menjadi duri dalam daging. Atau, bisa juga kau gunakan memori-memori indah itu sebagai pelecut semangatmu dalam menggapai asa dan impian.

Sampai detik ini, aku masih percaya bahwa engkau adalah wanita perkasa, yang masih percaya akan mimpi. Kita bukanlah budak cinta yang terus terjerembab dalam kesedihan dan kegalauan, meskipun bukan berarti kita menghalau cinta dari kehidupan. 

"Time is like a river, you cannot touch the same water twice"
Jadikanlah pengalaman pahit sebagai pembelajaran dan pengalaman manis sebagai bonus kehidupan


Jangan lupakan: Gunung Prau dan Hokkaido 


7 komentar:

  1. galauin jennifer mulu lu le

    BalasHapus
    Balasan
    1. mending diputusin drpd musti jauh jauh dr temen yg nemenin susah seneng. gitu.

      Hapus
  2. Kata-kata nya bagus sekali. Setuju banget sama kata-kata mu kak. Rumput tetangga selalu lebih hijau
    GodBless!

    BalasHapus
  3. Kata-kata nya bagus sekali. Setuju banget sama kata-kata mu kak. Rumput tetangga selalu lebih hijau
    GodBless!

    BalasHapus
  4. galauin ci jeje mulu ko wkwk.
    friendship never end kok koo

    BalasHapus