Selasa, 04 Agustus 2015

Catatan Pra Kuliah : Ketika Sayap-sayap Itu Mulai Melesat Lebih Tinggi

Ada sebuah pepatah, "Mengapa ada perjumpaan jika harus ada perpisahan".

Hidup yang benar-benar hidup telah kurasakan selama kurang lebih dua tahun. Ya, dua tahun aku mengarungi kehidupan bersama rekan-rekan sejawat yang menamakan diri kami "Sosial 15". Aku masih ingat betul, betapa kami pada awalnya begitu terkotak-kotakkan. Ada kawanan "haus", ada kawanan "borjuis", ada kawanan "surfing" (baca: tukang tidur di kelas), bahkan ada kawanan "anker" alias "anak kereta".

Dua tahun, kami digodok, berproses dalam dinamika belajar. Ya, "belajar" menjadi sebuah kata dengan sejuta makna. Aku tidak hanya belajar tentang hal-hal akademik saja, melainkan juga belajar untuk "hidup". Hidup untuk berbagi, peduli, mau saling membantu satu dengan yang lain.

Tentu, tiga bulan pertama bukanlah waktu yang mudah bagi kami untuk saling belajar. Namun Tuhan sungguh luar biasa. Kami mulai saling mengerti satu sama lain. Kami yang pemalu, mulai berubah menjadi agak berani. Kami yang egois, mulai belajar bagaimana berbagi dengan orang lain.

Inilah kami, saat pertama kali berjumpa dan melabelkan diri dengan titel "Sosial 15". Masih dengan ego masing-masing, masih dengan rasa kurang percaya diri, masih dengan segala egosentrisme yang melekat erat
Kemudian, hadirlah para pendidik yang mendidik kami dengan sejuta karakter, dengan kelebihan dan kekurangan mereka. Saling lempar argumentasi, sembunyi-sembunyi tidak mengerjakan tugas, hingga menggelontorkan orasi kepada pimpinan untuk berefleksi sebelum menurunkan peraturan yang tak pasti.

Dua tahun, yang tidak lama kemudian tinggal tersisa enam bulan. Kami pun tiba pada momen untuk menghadapi ujian akhir. Tidak hanya satu, tetapi serangkaian. Tetapi ada satu kekuatan yang membuat kami mampu melalui semua itu. Doa Bersama. Tidak cukup hanya berdoa, karena berdoa sendiri-sendiri adalah berdoa untuk masing-masing pribadi. Juga demikian, tidak cukup bersama-sama, larut dalam kebersamaan, tanpa adanya doa. Doa bersama, tidak hanya mendoakan aku sebagai pribadi, tetapi juga turut mendoakan sahabat-sahabatku dalam komunitas ini

Ada sebuah tradisi yang sangat aku ingat. Sesaat sebelum bel masuk ujian nasional, kami berkumpul, menyatukan tangan kami, seturut menyatukan doa dan permohonan kami, untuk menghadapi ujian akhir ini. YA, UJIAN AKHIR YANG TERAKHIR: MEMPERTAHANKAN KEJUJURAN.
Hanya satu doa kami, "Mampukan kami untuk melaluinya dengan kejujuran sesuai dengan usaha kami masing-masing".
Hingga akhirnya, kami mampu melewati tiga hari itu, walaupun dengan segala peluh dan perjuangan, dengan meneriakkan keberhasilan dengan kejujuran
Tetapi tidak akan pernah ada yang lebih bisa membuatku bangga, selain menjadi bagian dari komunitas ini.

Tidak terasa, waktu cepat berlalu. Kami sudah siap, menjadi pribadi-pribadi dewasa yang haus untuk memperjuangkan mimpi-mimpi yang telah ditata di masa SMA. Lima belas dari kami siap untuk melanglang buana, melanjutkan mimpi-mimpi mereka diluar bumi pertiwi ini. USA, Belanda, Inggris, Jepang, Australia, Singapura, Dubai, menjadi patok-patok baru yang siap ditanam untuk terus mengukirkan semangat kebersamaan ini. Sementara itu, empat belas dari kami siap mengukir prestasi baru di perguruan tinggi negeri di tanah air, dan sisanya di perguruan tinggi swasta di Indonesia.

Dua armada masa depan telah dilepas melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Ya, 3 Agustus 2015, armada pertama dilepas menuju Melbourne atas nama Adrian Surya. Dia akan melanjutkan studi di Melbourne University. Armada kedua dilepas tepat hari ini, 4 Agustus 2015 menuju United States of America atas nama Yosef Martin Pradipta yang akan melanjutkan studi di Indiana University. Masih akan ada lebih banyak momen perpisahan yang harus kami hadapi.

Perpisahan, selalu menjadi momen pahit yang tak mudah untuk dilupakan. Tetapi obat paling manjur adalah pil terpahit, bukan? Melepas kawan-kawan seperjuangan untuk masa depan. Semoga kita bisa terus berkarya, saling mengukir kesuksesan hingga suatu saat nanti, dengan bangga, kita bisa dentumkan diri kita sebagai bagian dari SOSIAL 15 Kolese Kanisius, Jakarta.

Ite Inflammate Omnia!


2 komentar: