Minggu, 27 September 2015

Catatan Tengah Kuliah: Deru Derita Kehidupan

Bisakah engkau percaya pada mimpi? Jika rintik hujan tak lagi memberikan kesegaran pada alam semesta. Bisakah engkau menggantungkan mimpi pada titik tertinggi? Jika langit pun tak pernah mampu kita raih.

Hidup adalah setitik noktah ditengah hamparan kertas putih. Kesendirian dan kesunyian adalah sebuah elegi kehidupan yang paling nyata. Kegagalan adalah pedih yang tak ternilai sakitnya. Kebangkitan hanyalah utopia yang entah kapan mampu diraih tanpa adanya sebuah penopang.

Aku duduk bersimpuh di tengah padang pasir nan gersang. Aku bertelut di tengah dinginnya balutan salju Antartika. Aku tenggelam dalam kejamnya Laut Pasifik. Aku melihat rajawali terbang tinggi diatas kepalaku dengan mataku sendiri.

Di dalam temaramnya sudut kota, aku hanya melihat gumpalan lumpur yang menetes dari pelimbahan. Menatap air yang dulu sama-sama mengalir melalui pipa yang sama, yang kini telah menguap menjadi awan, dan aku hanya jatuh dalam saluran pembuangan.

Takdir adalah misteri kehidupan yang penuh dengan tanda tanya.
Pertanyaannya: Kemanakah takdirku?


2 komentar:

  1. Ketika dalam hidup kebahagiaan adalah kuning, kesedihan adalah biru, kemarahan adalah merah, keengganan adalah hijau, dan ketakutan adalah ungu, dengan warna apakah kuasmu akan mencipratkan dalam kanvas putih kehidupan ? Layaknya sebuah kuas yg teratur tanpa arah, siapakah yg melukis ...

    BalasHapus
  2. ketika anal difisting
    merasuk sukma orgy nan nikmat
    cute cute bareng "bokap loe~"

    BalasHapus